Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2017

Terkuak, inilah 5 sosok pria paling tampan jurusan Ilmu Ekonomi UINAM 2013.

Terkuak, inilah 5 sosok pria paling tampan jurusan Ilmu Ekonomi UINAM 2013. Kalau kamu pernah dengar nama Nico Siahaan dan Muhammad Farhan, selebriti top Indonesia di era 90-an atau yang di era pasca Reformasi ini, Dimas Beck dan Caesar Hito pemeran sosok Mondy di sinetron Anak Jalanan. Kalau enggak, loh pasti enggak sering nge-update liputan seputar selebriti tanah air semisal, Insert dan Halo Selebriti atau paling tidak loh amat jarang duduk manis di depan tipi tongkrongin rumah Uya Kuya. Mereka-mereka adalah artis pria yang bakat ekting dan modal tampannya sudah tidak bisa dielakkan lagi, emang paling bisa deh. Di balik ketenaran dan kepopulerannya sekarang, loh pasti enggak tahu kalau mereka-mereka dulu pernah kuliah di jurusan Ilmu Ekonomi di salah satu perguruan tinggi ternama di Indonesia, hingga menyabet gelar sarjana Ekonomi. Nah, di era milenial sekarang, juga ada pria-pria paling tampan dan populer yang tidak kalah dengan nama-nama yang Redaktur singgung tadi. Pria

PEREMPUAN: BANYAK AKAL BANYAK JURUS

PEREMPUAN: BANYAK AKAL BANYAK JURUS Sesulit-sulitnya jadi (maha) siswi, ia selalu punya cara untuk bermain curang dan bahagia selanjutnya. (Maha) siswi juga bebas gosip sana-sini, membicarakan sesama teman perempuan maupun laki-laki, bebas mengeluh apa saja sama dosen dan di akun media sosial pribadinya, dan tetap merasa benar di kemudian hari.  Bagaimana dengan (maha) siswa? Tentu tidak bisa begitu. Ruang gerak laki-laki sungguh terbatas. Pihak birokrasi tentu akan segera memblok akun sosial media (maha) siswa yang nyinyir-nyinyir apalagi joget-joget di ruang jurusan terlebih talekang . Meski begitu, dari sepengetahuan teman, saya cukup tegar menghadapi kenyataan bahwa (maha) siswi dan (maha) siswa begitu dibedakan dalam hal mencuri hati birokrasi. (Maha) siswa yang tidak ber IPK tinggi dan tidak pandai melempar gagasan apa pun jika diskusi berlangsung di kelas, barangkali ditakdirkan dengan kesialan se-sial-sialnya (maha) siswa. Demi penjual ‘ pop-ais ’ saya yakin,