Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2017

Putri Desa

Cerpen oleh: Adhe Junaedi Sholat “Gadis cantik yang konon bukan wanita biasa itu bernama Siti” Sebuah kisah tentang seorang pemuda miskin. Sepeninggal orang tuanya, ia hidup sebatang kara di sebuah gubuk tempat ia menunggui kebun. Di usianya yang sudah cukup matang, pemuda itu belum juga menikah sebab dalam impiannya, ia ingin menikah dengan seorang wanita yang parasnya secantik bidadari seperti yang selalu ia dengar dalam dongeng yang diceritakan almarhum Ibunya. Pagi yang cerah, pemuda itu pergi ke kebun untuk melihat beberapa tanaman bunga yang ia tanam tempo hari.  Terutama tanaman bunga Krisan yang memang selalu ia jaga. Sebab, bunga itu tumbuh di dekat sebuah sumur dalam area kebun miliknya. Bunga Krisan tersebut tidak pernah ada yang memetik kecuali daun dan bunganya gugur sendiri di makan waktu. Sore menjelang, langit tampak mendung.setelah bekerja seharian di kebun, pemuda itu berniat kembali ke gubuknya dan beristirahat, ia melihat kembali bunga Krisan untuk meny

Kuliah 4 Tahun, Sungguh Menguras Tenaga dan Dompet

"I think everyone should go to college and a degree and theb six months as a bartender and six months as a cabdriver. Then they would really be educated." ~ Al McGuire. Kehidupan terkadang laiknya adalah sebuah teka teki, kita mesti memecahkan segala teka teki tersebut untuk tetap bertahan hidup atau paling tidak lanjut ke teka teki berikutnya, terus begitu dan akan selalu begitu. Dan, Karena kita terlalu sering menganggap kehidupan itu mudah, pada akhirnya, kita tidak melakukan apa-apa dan buruknya tidak merasa bersalah karena tidak melakukan apa-apa. Mungkin sedikit bersalah, tetapi kemudian kita teringat masih ada Ayah dan Ibu. "O, sungguh, merekalah pahlawan yang dapat menolongku dan melepaskan segala bebanku dari rasa bersalah." Tapi, sampai kapan? Tanyaku pada diri sendiri. Anak adalah kado terindah bagi orang tua, yang diberikan Tuhan Maha Esa. Orang tua punya tanggung jawab penuh dalam membesarkan dan mendidik anak hingga dewasa. Menyekolahkan

Menakar Keterbukaan Media Sebagai Penyedia Informasi di Masyarakat.

OPINI-Adhe Junaedi Sholat “Media harus dievaluasi agar tidak sekedar basa basi. Saatnya media terbuka dan transparan". Akhir-akhir ini masyarakat diresahkan oleh penyebaran informasi yang tersebar luas di Internet, yang jika dicermati hanya sekadar basa basi tanpa didasari oleh fakta yang ada. Penyebaran informasi di negeri ini lambat laun mengalami fase kepudaran. Desain informasi yang syarat akan makna dan kebenaran, kini syarat akan kepalsuan yang didasarkan akan kepentingan yang tiada batas. Para penyebar informasi palsu tak mengenal ruang. Ujaran fitnah dan isu SARA kian hari semakin membludak dan mengadu domba masyarakat. Oknum media sosial memanfaatkan situasi yang ada, yang sarat dengan perseteruan karena racun benci dan dendam, menambah kekacauan karena politisasi isu SARA. Jika ini terus dibiarkan dan menganggap masalah ini adalah hal yang biasa-biasa saja, maka nasib bangsa ini semakin mengerdil dan tidak mencerminkan bangsa yang menjunjung nilai-nilai keadilan,

Hal-Hal Yang Saya Amati di FEBI

Foto diambil dari kamera telepon genggam Hal yang tidak pernah kita duga sama-sama adalah waktu mengantar kita lebih baik dari sebelumnya atau bahkan sebaliknya. Manfaatkanlah setiap kesempatan yang kita punya untuk saling menyayangi dan berbagi keseruan di antara kita. Sebab, kita mesti percaya kesempatan yang sekarang ada, akan berubah menjadi kesempitan yang sangat rentan hari esok. *** Saya lahir di kampung di mana tidak ada kampus ternama dan berkualitas pada saat itu. Kuliah di kampus ternama dan berkualitas adalah cita-cita sedari masih duduk di bangku SMA. Saya marah, karenanya saya memutuskan untuk meninggalkan kampung saya untuk mendaftar di kampus negeri di Makassar dan membawa kemarahan itu sampai sekarang. Dari dulu saya selalu ingin masuk di kampus yang kualitasnya bagus. Tapi, di kabupaten tempat saya menghabiskan masa kecil nan ria, hal semacam itu sama dengan urusan mencari jarum di dasar laut. Ketika lulus SMA, pada 2013, saya melanjutkan kuliah dan be

Salah dua penulis yang paling saya cintai karya-karyanya.

Foto diambil beberapa bulan yang lalu dari akun Twitter Aan Mansyur @hurufkecil. Salah dua penulis yang paling saya cintai karya-karyanya. Joko Pinurbo (kanan) lahir di Pelabuhan Ratu, Sukabumi, Jawa Barat, 11 Mei 1962 adalah salah satu sastrawan hebat yang dimiliki Indonesia. Karya-karya puisinya merupakan perpaduan antara naratif, ironi refleksi diri, dan kadang mengandung unsur "kenakalan". Saya sering membaca puisinya (dari buku dan media sosial). Mei kemarin, ia berkunjung ke Makassar untuk hadir di acara tahunan para penulis-penulis hebat (MWIF) di Roterdam (2017). Saya amat menyesal tidak bisa hadir di sana, untuk sekadar  melihat pertujukan beliau membacakan beberapa puisinya atau bahkan lebih hebatnya dapat berdiskusi dengannya. Dan meski begitu, antusias saya untuk selalu ingin bertemu dengan beliau tidak pernah surut dan menantikan setiap karya-karyanya selalu. M Aan Mansyur (kiri) lahir di Kab. Bone, Sulawesi Selatan, 14 Januari 1982. Penulis yang sa

Penodaan Agama, Terorisme dan Ramadhan

Penodaan Agama, Terorisme dan Ramadhan Oleh: Adhe Junaedi Sholat "Salah satu keutamaan puasa di bulan Ramadhan yang mesti kita raih adalah terwujudnya kehidupan sosial dan bernegara yang damai dan bersih". Kata Komaruddin Hidayat. Penodaan Agama Melirik peristiwa yang akhir-akhir ini terjadi baik dalam negeri maupun luar negeri, penodaan agama dan ujaran kebencian masih saja terus kita saksikan. Dan, ini merupakan persoalan yang harus dihadapi seluruh negara di dunia. Tentu ini harus menjadi perhatian serius bagi Indonesia untuk memahami, bahwa tak seorang pun yang berhak mengerdilkan agama seseorang yang dipercayainya. Hal ini hanya akan menimbulkan situasi yang tidak nyaman bagi masyarakat minoritas di Indonesia. Belum lagi tindakan penodaan agama tercantum di dalam KUHP sehingga tentunya tindakan pidana penodaan agama akan langsung diproses karena dianggap sebagai hukum positif yang harus ditegakkan. Konstitusi Indonesia memang menjamin setiap warga negara untuk men

Mewaspadai Isu Politik Pilgub Sulsel

Opini: Mewaspadai Isu Politik Pilgub Sul-Sel Oleh: Adhe Junaedi Sholat “Dalam dunia politik perbedaan antara kebaikan dan kejahatan terlampau tipis” itu kata Jhon Calvin. Perang opini tidak hanya berlangsung antara bakal calon Gubernur, namun juga berlangsung di berbagai kalangan masyarakat, dari sosial media hingga ke warung kopi. Mungkin Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di Sulawesi Selatan tidak semasif pilgub di DKI Jakarta yang lalu, namun tetap saja sentimen dan aroma pilgub di Sulawesi Selatan mampu membelah masyarakat ke dua kubu bahkan tiga kubu yang berseberangan. Jelang pemungutan suara yang akan berlangsung pada bulan Juni tahun depan nanti, sudah tidak bisa dipungkiri bahwa isu adalah senjata ampuh yang dipergunakan untuk membuat lawan tersungkur. Tak penting apakah isu yang ditebar mumpuni atau tidak tapi itu adalah strategi yang selalu mengental dalam setiap hajatan politik. Namanya juga isu, sehingga perlu kecerdasan untuk mencari kebenaran yang sahih didalamny