Bercerita pada leluhur
Memilih hidup menjadi penulis
memang berat, tidak lain salah satunya dari sekian banyak faktor adalah ia
harus tetap menulis, menulis semua yang tampak dan tidak tampak oleh panca indera: apa yang
dilihatnya, apa yang disentuhnya dan apa yang diciumnya. Begitulah para penulis
bekerja dan membunuh kekosongan duniawinya. Ia tidak pengin lama-lama menyimpannya
dalam kepala. Ia ingin jika semua, baik
yang dikenalnya maupun tidak, membaca apa yang ia tulis—apa yang ia rasa. Oleh dari itu, dengan hormat (bukankah kita gila hormat?) teruslah merasakan napas
tulisan ini sampai kata terakhir sebab ada hal yang sengaja saya tulis dan
seharusnya tidak Anda lewatkan begitu saja.
***
Pernahkah sebelumnya Anda
mendengar kata Mambi (daerah Mambi)? Jika belum pernah, tidak usah kuatir
menunggu terlalu lama, saya akan menjelaskan bahwa menurut sumber yang saya
ambil dari Wikipedia dalam bahasa Indonesia Mambi adalah sebuah Kecamatan di Kabupaten
Mamasa Sulawesi Barat, Indonesia. Mambi merupakan satu bagian dari Pitu Ulunna Salu yaitu persekutuan tujuh kerajaan kecil yang berada
di hulu sungai atau berada di daerah pegunungan. Pitu Ulunna Salu sendiri, meliputi: Kerajaan Tabulahan, Kerajaan
Aralle, Kerajaan Mambi, Kerajaan Bambang, Kerajaan Rantebulahan, Kerajaan
Matangnga dan Kerajaan Tabang.Kecamatan Mambi sendiri memiliki 19 Desa dan 2 Kelurahan yang di antaranya:
Desa
- Botteng
- Bujung Manurung
- Indo Banua
- Leko Sukamaju
- Mehalaan Barat
- Mehalahaan
- Mesakada
- Pamoseang
- Passembuk
- Rante Bulahan
- Saluaho
- Salualo
- Salubanua
- Saludurian
- Salukonta
- Selumaka
- Sendana
- Sondong Layuk
- Tapalinna
Kelurahan
- Mambi
- Talipukki
Ibu kota Kecamatan Mambi berada
di Kelurahan Mambi. Pusat kegiatan yang ada di Kecamatan tersebut seperti
pendidikan, pemerintahan, perdagangan dan transportasi berpusat pada Kelurahan
Mambi. Mayoritas berpenduduk muslim dengan mata pencaharian penduduk adalah
bertani, berkebun dan pegawai kantoran. Mambi dikenal sebagai penghasil manggis
dan sekarang ditambah dengan tanaman nilam. Di Kelurahan Talippuki,
menghasilkan rotan, kakao, kopi dan beras. Mambi adalah induk pemekaran dari 7 kecamatan yang ada di wilayah Pitu Ulunna
Salu. Sedangkan secara geografis letak Kecamatan Mambi sangat strategis
karena akses transportasi yang melalui jalan poros Mamuju-Toraja,
Mamuju-Polewali hingga Mamasa-Majene.
***
Dalam kunjungan saya kemarin
bersama keluarga, sangat membuat pandangan terheran-heran sekaligus kagum, bagaimana
tidak, jalan yang beberapa tahun lalu katanya sangat sulit dilewati oleh
kendaraan roda empat kini sudah tidak lagi, jalan yang dulu hampir di semua
titiknya rawan terjadi longsor ini, kini, semakin diminimalisirkan titik-titik
rawan itu. Pengerjaan jalanan memang seperti tidak menenal kata berhenti,
pengikisan tebing-tebing, pelebaran jalan, pagar pembatas di daerah curam dan pembangunan jembatan yang terus dikerjakan. Meski sampai saat ini, pembangunan
belum benar-benar mencapai 100% tetapi pemerintah dan semua pihak yang terkait
patut baiknya diberikan apresiasi sebesar-besarnya. Pembangunan jalan dan jembatan
memang sangat penting dilakukan demi kemajuan suatu daerah. Akses yang mudah
dan cepat, menjadi hal utama pertumbuhan ekonomi di daerah tersebut menjadi
maju. Semoga saja, dalam beberapa tahun
kedepan pembangunan jalan ini bisa rampung semaksimal mungkin, seistimewah mungkin.
Berikut gambar-gambar jalan di daerah Kecamatan Tabulahan-Kecamatan Aralle.
***
Saya
sangat senang berada di sana, di Mambi, kampung ibu dan keluarga besar ibu saya.
Suhu cuaca yang dingin khas pegunungan memperlengkap rasa nyaman. Sungai yang
mengalir membelah Kelurahan Mambi, suara-suara burung sore hari, sawah hijau
yang harum, kerbau di sawah, pepohonan asri, daun-daun basah diselimuti butir embun dan
masyarakat yang ramah menjadi satu dari banyak kekayaan yang dimiliki daerah
tersebut.
***
karena waktu
yang singkat hanya sehari saja, membuat saya dan bersama Om-om “cakep”, yang
namanya akan saya sebutkan di sini, ada Fadil, Ipul, Fauzan, Bambang dan Rasyid
menjelajahi wilayah Salubulung sore hari saja. Dimulai dari pukul 3 sore, hingga pukul 5 lewat 45 menit. durasi waktu yang sesingkat itu sebenarnya tidak cukup jika Anda ingin mengelilingi Kelurahan Mambi. Melihat pemandangan alam lain, air terjun, monyet di hutan dan masih sangat banyak lagi. Sesekali di antara kami membayangkan jika kelak salah satu di antara kami akan kembali membawa secercah harapan demi membangun desa (kampung) seperti yang selalu dikatakan Bambang dengan semangat dan penuh tawa.
Salubulung, menjadi tempat paling vital bagi keluarga saya. Di sana, kampung
kecil di Kelurahan Talipukki, adalah titik sejarah berdirinya keluarga besar ibu
saya. Di sana juga, kemarin, tepatnya di masjid Nurul Hidayah saya berbuka
puasa dan dilanjutkan salat Magrib dan Isya dan Tarawih secara berjamaah bersama
keluarga besar dan masyarakat di sekitar Salubulung. Masyarakat sangat antusias menyambut buka puasa petang itu juga. Senyum dan tawa mereka menjadi energi tersendiri bagi kami sekeluarga, menyadarkan kami bahwa betapa indahnya hidup sederhana di atas keterbatasan yang dimiliki.
Akhirnya napas tulisan ini hanya berhenti sampai di sini. Semoga di antara satu pemirsa yang sudah menghabiskan waktu untuk membaca tulisan ini, punya niat untuk segera berkunjung ke sana dan menceritakannya kembali kepada saya. Salam.
Mamuju, 13 Juni 2018
Ajs
***
Perjalanan ini akan terus berada dalam ingatan, terpelihara dalam kenangan. Suara-suara itu akan terus menggema di angkasa, meminta untuk dikunjungi setiap waktu. kelak di waktu yang tepat, entah dengan siapa dan dalam rangka apa, saya akan kembali menginjakkan kaki saya di tanah leluhur saya.Akhirnya napas tulisan ini hanya berhenti sampai di sini. Semoga di antara satu pemirsa yang sudah menghabiskan waktu untuk membaca tulisan ini, punya niat untuk segera berkunjung ke sana dan menceritakannya kembali kepada saya. Salam.
Mamuju, 13 Juni 2018
Ajs
Komentar
Posting Komentar