Langsung ke konten utama

Postingan

Menakar Keterbukaan Media Sebagai Penyedia Informasi di Masyarakat.

Postingan terbaru

Apa yang membuat Anda jatuh cinta?

 Bercerita pada leluhur Memilih hidup menjadi penulis memang berat, tidak lain salah satunya dari sekian banyak faktor adalah ia harus tetap menulis, menulis semua yang tampak dan tidak tampak oleh panca indera: apa yang dilihatnya, apa yang disentuhnya dan apa yang diciumnya. Begitulah para penulis bekerja dan membunuh kekosongan duniawinya. Ia tidak pengin lama-lama menyimpannya dalam kepala. Ia ingin jika semua, baik yang dikenalnya maupun tidak, membaca apa yang ia tulis—apa yang ia rasa. Oleh dari itu, dengan hormat ( bukankah kita gila hormat? ) teruslah merasakan napas tulisan ini sampai kata terakhir sebab ada hal yang sengaja saya tulis dan seharusnya tidak Anda lewatkan begitu saja.  *** Pernahkah sebelumnya Anda mendengar kata Mambi (daerah Mambi)? Jika belum pernah, tidak usah kuatir menunggu terlalu lama, saya akan menjelaskan bahwa menurut sumber yang saya ambil dari Wikipedia dalam bahasa Indonesia Mambi adalah sebuah Kecamatan di Kabupaten Mamasa Sulawesi Barat

Dosen Killer memang Menyebalkan. Inilah Dosen yang Mendapat Julukan Dosen Killer di Jurusan saya

Foto oleh Medium.com Sebagai siswa saya sebenarnya tidak percaya istilah dosen killer atau istilah lain. Menurut saya dosen sama saja. Dosen ya dosen, tugasnya mengajar/membimbing siswa. Ada pun bagaimana caranya tergantung dari masing-masing dosen. Siswa tidak boleh cengeng lebih-lebih menyimpan dendam. Hu. Sama seperti halnya kalian yang punya cara sendiri membujuk pacar ketika baru saja bertengkar. Dosen juga seperti itu, punya cara sendiri menghadapi siswanya. Ada yang menurut siswa baik, pun ada juga mengatakan killer (jenis dosen paling tidak disukai banyak siswa). Biasanya dosen yang killer ini paling sering diceritai oleh siswa dengan sinis, mulai dari cara jalannya, cara berpenampilannya, apa kendaraannya, juga bagaimana keharmonisan keluarganya, macam-macam. Sementara dosen yang siswa anggap killer mendominasi populasi dosen di fakultas-fakultas universitas. Nah loh. Seperti alinea pertama tulisan ini, saya sudah mengatakan bahwa saya tidak percaya istilah

Kiat mudah (meski tidak mudah-mudah amat) mendapat pekerjaan setelah lulus kuliah

Jika ada orang yang mengatakan "Rejeki sudah ada yang atur", itu sepenuhnya tidak salah, karena yang mengatur adalah Anda sendiri.  Jaman sekarang tidak usah terlalu berharap mau mendapat pekerjaan sesuai dengan latar belakang pendidikan (ijazah) kalau kenyataannya memang Anda tidak ahli di bidang itu. Nilai bisa bohong, pengetahuan tidak. Kalau pun ada yang mendapat pekerjaan sesuai dengan latar belakang pendidikannya (ijazahnya), dan mungkin Anda salah satunya. Saya ucapkan selamat.  Tetapi jika Anda masih berpikir Anda harus bekerja sesuai dengan Ijazah? Anda salah. Menurut pengamatan, latar belakang pendidikan bukan lagi syarat utama untuk bekerja di satu instansi. Bukan maksud merendahkan, seolah kuliah bertahun-tahun tidak punya arti sama sekali selain hanya untuk mendapat selembar ijazah. Misalnya, dulu Anda kuliah jurusan A, tetapi malah diterima bekerja di bidang E. Tidak salah, syukur. Pencari tenaga kerja memang tidak menanyakan apa agamamu , eh maksud

Gedung Baru Harapan Baru

Gedung Baru Harapan Baru Gambar diambil dari Washilah.com “semoga euforia ini menjadi pemicu untuk meningkatkan kualitas seorang mahasiswa dan alumni UIN Alauddin” Para mahasiswa, guru besar, pejabat universitas dan pegawai/dosen boleh tersenyum bangga. Karena hiruk-pikuk persiapan penyambutan kedatangan Wakil Presiden H. M Jusuf Kalla bulan lalu, terbilang sukses di mata mereka. Tanpa membahas lebih jauh, yang pasti sambutan/orasi ilmiah Pak Jusuf Kalla mengobati rasa rindu mahasiswa UIN Alauddin akan sosok orang penting di Indonesia. Sebab, rupanya sudah lama Universitas tercinta ini tidak masuk dalam daftar kunjungan Presiden atau Wakil Presiden ketika salah satunya sedang berkunjung ke Sulawesi Selatan.  Pagar, trotoar, jalanan dan yang lainnya didandani seindah mungkin. Umbul-umbul menari-nari ditiup angin. Termasuk sterilisasi gedung Auditorium oleh Pasukan Pengamanan Wakil Presiden. Sayangnya, hari itu seluruh kegiatan perkuliahan sengaja diliburkan, sehingga han

Terkuak, inilah 5 sosok pria paling tampan jurusan Ilmu Ekonomi UINAM 2013.

Terkuak, inilah 5 sosok pria paling tampan jurusan Ilmu Ekonomi UINAM 2013. Kalau kamu pernah dengar nama Nico Siahaan dan Muhammad Farhan, selebriti top Indonesia di era 90-an atau yang di era pasca Reformasi ini, Dimas Beck dan Caesar Hito pemeran sosok Mondy di sinetron Anak Jalanan. Kalau enggak, loh pasti enggak sering nge-update liputan seputar selebriti tanah air semisal, Insert dan Halo Selebriti atau paling tidak loh amat jarang duduk manis di depan tipi tongkrongin rumah Uya Kuya. Mereka-mereka adalah artis pria yang bakat ekting dan modal tampannya sudah tidak bisa dielakkan lagi, emang paling bisa deh. Di balik ketenaran dan kepopulerannya sekarang, loh pasti enggak tahu kalau mereka-mereka dulu pernah kuliah di jurusan Ilmu Ekonomi di salah satu perguruan tinggi ternama di Indonesia, hingga menyabet gelar sarjana Ekonomi. Nah, di era milenial sekarang, juga ada pria-pria paling tampan dan populer yang tidak kalah dengan nama-nama yang Redaktur singgung tadi. Pria

PEREMPUAN: BANYAK AKAL BANYAK JURUS

PEREMPUAN: BANYAK AKAL BANYAK JURUS Sesulit-sulitnya jadi (maha) siswi, ia selalu punya cara untuk bermain curang dan bahagia selanjutnya. (Maha) siswi juga bebas gosip sana-sini, membicarakan sesama teman perempuan maupun laki-laki, bebas mengeluh apa saja sama dosen dan di akun media sosial pribadinya, dan tetap merasa benar di kemudian hari.  Bagaimana dengan (maha) siswa? Tentu tidak bisa begitu. Ruang gerak laki-laki sungguh terbatas. Pihak birokrasi tentu akan segera memblok akun sosial media (maha) siswa yang nyinyir-nyinyir apalagi joget-joget di ruang jurusan terlebih talekang . Meski begitu, dari sepengetahuan teman, saya cukup tegar menghadapi kenyataan bahwa (maha) siswi dan (maha) siswa begitu dibedakan dalam hal mencuri hati birokrasi. (Maha) siswa yang tidak ber IPK tinggi dan tidak pandai melempar gagasan apa pun jika diskusi berlangsung di kelas, barangkali ditakdirkan dengan kesialan se-sial-sialnya (maha) siswa. Demi penjual ‘ pop-ais ’ saya yakin,

Putri Desa

Cerpen oleh: Adhe Junaedi Sholat “Gadis cantik yang konon bukan wanita biasa itu bernama Siti” Sebuah kisah tentang seorang pemuda miskin. Sepeninggal orang tuanya, ia hidup sebatang kara di sebuah gubuk tempat ia menunggui kebun. Di usianya yang sudah cukup matang, pemuda itu belum juga menikah sebab dalam impiannya, ia ingin menikah dengan seorang wanita yang parasnya secantik bidadari seperti yang selalu ia dengar dalam dongeng yang diceritakan almarhum Ibunya. Pagi yang cerah, pemuda itu pergi ke kebun untuk melihat beberapa tanaman bunga yang ia tanam tempo hari.  Terutama tanaman bunga Krisan yang memang selalu ia jaga. Sebab, bunga itu tumbuh di dekat sebuah sumur dalam area kebun miliknya. Bunga Krisan tersebut tidak pernah ada yang memetik kecuali daun dan bunganya gugur sendiri di makan waktu. Sore menjelang, langit tampak mendung.setelah bekerja seharian di kebun, pemuda itu berniat kembali ke gubuknya dan beristirahat, ia melihat kembali bunga Krisan untuk meny